Judul ini mungkin cocok jadi judul headline hari ini. Saat ini pemerintah sedang serius menyiapkan bentuk kompensasi kenaikan harga BBM terkait naiknya harga minyak mentah dunia. Kenaikan harga minyak mentah di dunia sendiri sebenarnya lebih dipicu oleh ketegangan di Iran dengan Eropa. Versi pemerintah mengatakan stock sumur minyak dalam negeri tak mampu mencukupi kebutuhan rakyatnya sehingga mereka harus mengimpor sekalipun dari kilang sendiri juga. Alhasil impor ini harus ditanggung masyarakat dalam bentuk kenaikan harga. Nah yang menarik adalah perbincangan tentang kompensasi ini. Bola panas yang belum jelas ini tampaknya sudah buru-buru dishare melalui jumpa pers. Hasilnya bisa ditebak masyarakat akan kembali menuai dua kali goyangan. Goyangan pertama adalah ketika isyu ini bergulir memicu kenaikan harga dan goyangan kedua adalah ketika harga BBM benar-benar naik. Menarik lagi kompensasi kenaikan BBM ini rencananya akan diberikan kepada rakyat ekonomi rentan sebagaimana BLT di masa lalu. Kalau sudah begini perangkat desa, kelurahan, RT dan RW musti siap-siap karena mereka adalah ujung tombak program-program "Robinhood" semacam ini. Tentu mereka juga harus siap mengalami konflik dengan masyarakat terkait ketidakpuasan distributsi. Semoga program ini tidak berujung memperkeruh konflik sosial di daerah yang sudah meninggi.
No comments:
Post a Comment
Beri komentar: