Saturday 31 December 2011

Singa Nusantara

Yudi Latif dalam wawancara di Metro TV semalam mengatakan bahwa peneliti-peneliti Belanda yakin bahwa di hati orang Indonesia selalu ada singa yang siap menerkam penguasa. Singa menerkam penguasa saat ada kesempatan sementara penguasa lemah, disorientasi, atau mengecewakan/memuakkan rakyat. Aku membayangkan gambaran ini seperti senyuman orang dengan keris di punggung demikian misteri kapan keris dihunus. Pengalaman historis membawa Belanda paham betul pada harmoni semu ini. Bahkan teori ini masih mereka anggap relevan memetakan konflik tanah air hari ini. Ada pola yang demikian jelas dilihat orang Belanda sementara kita anggap enteng. Kerusuhan anarkis yang makin merata di tanah air hingga akhir tahun adalah pola yang terlalu jelas akan berujung negara caos dan menjungkirkan penguasa.

Saturday 26 November 2011

save our earth

Ayah, kata guru kita harus tanam pohon minimal satu orang satu pohon," kata anakku. Aku jawab, "Sudah kan, malah lebih itu kita punya 4 pohon, 2 besar, 1 tanggung, dan 1 lagi masih kecil." Lalu anakku protes lagi, "Tapi orang lain nggak bgituuuu....!" 
Waduh susah kalau udah ngurus orang lain. Aku pikir berbuat mulai dari diri sendiri sudah lebih dari cukup untuk gerakan save our earth, tapi tidak untuk anak ini. Anakku belajar di sekolah alam yang demikian peduli dengan urusan ekologi. Sebuah sekolah yang kurang lebih punya misi serupa dengan yang pernah aku lihat di Thailand. Sabarlah wahai anakku, engkau baru mulai berhadapan dengan dunia nyata yang berbeda dengan idealisme kita. Tidak semua orang sempat memikirkan bumi tempat mereka tinggal.

Thursday 24 November 2011

Jangan Perolok Perempuan Single Parent

Sedih melihat comment di Facebook kemaren. Menjadi perempuan single parent bukanlah pilihan melainkan reaksi atas persoalan pribadi dan keluarga yang tidak mungkin dipahami orang. Angkat topi bagi para single parent atas perjuangan dan konsistensi mereka memikul dua peran sendirian untuk sisa keluarga. Tidak sepantasnya orang memposisikan -nya sebagai komoditas olok-olok terlebih dalam Facebook. Para perempuan single parent adalah orang-orang hebat lebih dari kita yang biasa berbagi peran dalam merawat keluarga.

Saturday 19 November 2011

Raja Yang Mengemis

Republika Jumat, 18 November 2011 menurunkan hadline ASEAN Jangan Jadi Korban. Yang dimaksud korban di sini adalah korban krisis global yang melanda Eropa dan Amerika sebagaimana pidato SBY pada 19'ASEAN Summit di Bali. Apakah aku yang bukan orang ekonomi makro ini berpikir terlalu minim? Tampaknya terlalu berlebihan bila ASEAN menghawatirkan krisis di Barat akan menular ...hingga Asia. ASEAN seperti cita2 Bung Karno justru didesain untuk mampu hidup mandiri tanpa "hegemoni ekonomi" Barat. Kerjasama ekonomi internal kawasan Asia Tenggara ditambah Asia secara keseluruh dengan bangkitnya China, Korea dan Jepang sebagai patron baru sepertinya lebih dari cukup buat memacu pertumbuhan ekonomi ASEAN.
Aku pikir menerima kedatangan Obama dan mengambil tanpa syarat agenda2 kapitalis-nya adalah (ber) korban yang sesunggguhnya. Obama datang dengan agenda meyakinkan ASEAN bahwa krisis moneter di Amerika dan Eropa adalah masalah global (dunia). Sebuah kepentingan internal yang dipaksakan sebagai kepentingan dunia. Dipandang dari sisi komunikasi Obama justru tampak (sedang) mengemis bantuan dalam rangka recovery ekonomi Barat pada ASEAN. Urusan rumah tangga sendiri minta orang lain yang bereskan. Giliran jaya mereka hanya berbagi sisa-sisa potongan pajak perusahaan besar. Bila ASEAN menerima mentah agenda ini berarti ASEAN tetap menjadi korban. Tak ada artinya seruan jangan menjadi korban bila telah menjadi korban yang sesungguhnya.

Saturday 12 November 2011

Jangan Mengeluh

Hari ini seorang teman mengeluh betapa capek ia mengurus anak-anak dan berharap anak cepat tumbuh dewasa dan lulus kuliah. Aku bilang sama dia bahwa percayalah proses itu bisa dinikmati indahnya dan terlalu mahal untuk dilewatkan hingga kelak hari kita mengenangnya.

Remaja & Hobby

Remaja mengamuk di jalanan adalah tanda mereka kurang sibuk dengan aktivitas positif. Hobby penting bagi remaja untuk membatu menemukan arah hidup. Di balik hobby mereka punya orientasi, percaya diri, cita-cita, teman, dan peergroup yang berkualitas. Persoalannya tidak banyak remaja mampu temukan hobby-nya sendiri. Sebaliknya mereka sering tak tahu bahwa menyukai atau akan menyukai sebuah hobby. Solusinya jelas bukan ditanya apa hobby-mu melainkan orang tua membantu mereka mencari, menemukan dan mendekatkan remaja pada hobby tertentu yang terjangkau dan lakukan bersama. Titik ini adalah yang tersulit karena diperlukan keleluasaan waktu berdua dan keberanian. Remaja cuma ingin didengar sambil beraktivitas bukan dinilai dengan nasehat yang "parsial-generasi". Sedini mungkin adalah jawaban atas pertanyaan kapan sebaiknya anak dikenalkan pada hobby. Semoga kontemplasi ini bermaanfaat.........

Papua oh Papua

Kebijakan terlambat ini telah merogoh kocek pemerintah Indonesia sekitar Rp 29 triliun selama tahun 2002-2010. Pada kurun waktu ini pula, total dana menguap hasil temuan BPK mencapai Rp 4 triliun lebih. Dana yang terserap untuk daerah hanya 5%, itu pun masih bisa diperderdebatkan. Lalu masyarakat dapat apa? apakah mereka mendapat yang dibutuhkan? Penyelesaian dialog? Dialog apalagi kalau hanya melibatkan segelintir elit masyarakat yang tak berakar. Penelitian tentang Papua sudah lebih dari cukup untuk meledakkan gedung perpustakaan. Yang diperlukan adalah luangkan waktu untuk duduk membaca dan merumuskan jalan keluar.

Thursday 3 November 2011

Periode Emas Orang Tua Menanamkan Pengaruh pada Anak

   Sekuat apapun orang tua berusaha mempengaruhi anak, orang tua hanya punya waktu hingga anak berusia 14 tahun saja. Setelah itu anak akan lari pada sebaya (peer-group). Pembentukan karakter dan pola kedekatan dengan anak hanya punya waktu sependek itu. Setelah itu peer-group akan menggantikannya. Banyak orang tua merasa terhenyak memasuki periode ini. Sebenarnya ini proses wajar. Menarik kuat-kuat anak dalam lingkaran hegemoni pengaruh orang tua boleh jadi malah berakibat anak makin berlari. Satu-satunya harapan adalah percaya bahwa anak akan kembali ke pangkuan orang tua saat mereka membutuhkan. pada saat itulah orang tua harus siap. 
   Sekuat apapun hegemoni kasih sayang orang tua pada anak, mereka akan tetap lari pada peer-group. Tapi kedekatan yang dirintis sejak 0-14 tahun tak akan menguap percuma, saat peer-group tak menyediakan solusi, anak akan merunut kembali jalan pulang. Permasalahannya banyak orang tua menyiakan 0-14 tahun ini, mereka tak membangun jalan kumunikasi yang baik sehingga saat anak membutuhkan orang tua, mereka tak bisa pulang.

Wednesday 26 October 2011

Mesin Korupsi

Berbicara korupsi di Indonesia jangan terjebak pada perilaku tokoh per tokoh koruptor. Perjuangan memberantas korupsi di Indonesia bukan berhadapan dengan tokoh melainkan sebuah mesin, baca: "mesin korupsi". Sebuah konstruksi sosial-budaya yang entah sengaja diciptakan atau tidak oleh sejarah untuk koruptif. Sadaratau tidak mesin inilah yang sedang dinaiki bangsa Indonesia hingga hari ini; ditradisikan, diwariskan, dan tetap istiqomah tergantung dengan mesin ini. 
Bicara tentang melawan korupsi di Indonesia; diperlukan  lebih dari sekedar  obeng, tapi harus melibatkan semua alat guna membongkar mesin korupsi ini. Celakanya, mesin korupsi ini adalah bio-machine yang siap me-recover kerusakan dan gangguan pada dirinya (yang siap menggigit bila dipegang, apalagi diganggu). Untuk melawan diperlukan mesin tandingan yang mendedikasikan diri siap menderita "gigitan rabies" mesin korupsi.  

Saturday 22 October 2011

Dialog Kontroversi TV one


     Diskusi tentang harga diri di Jepang di TV One malam ini sangat menarik. TV One mengupas kontradiksi dalam pemaknaan harga diri orang Jepang. Ditampilkan 2 tokoh kontroversi dalam tayangan itu: Rin Sakuragi (bintang film porno Jepang) dan  Naoto Kan (mantan Perdana Menteri Jepang dari Partai Demokrat Jepang (PDJ)). Bagian mana kontroversinya? Pertama, kedua tokoh ini menampilkan pertunjukan kontroversial yang mengagetkan terkait pekerjaan masing-masing. Kedua, profesi keduanya juga saling berseberangan.  Rin Sakuragi tokoh kontroversial sebagai bintang film porno skala internasional yang telah menggeluti pekerjaannya sejak usia 18tahun. Dia tidak malu bahkan bangga pada pekerjaannya. Sementara Naoto Kan adalah tokoh kontroversial sebagai PM yang hanya menjabat 8 bulan karena mengundurkan diri. Ia mengundurkan karena skandal diantaranya gagal mengusir pangkalan militer Amerika Serikat di Okinawa.  
     
     Kontroversi berlanjut ketika dua tokoh "kontroversi" ini disandingkan. Orang mungkin segera setuju bahwa sikap Naoto Kan menunjukkan ke-perwira-an ala  Bushido. Ia mundur karena malu tidak mampu mengerjakan tugas. Pada masa lalu orang Jepang melakukan harakiri  karena malu tidak mampu mengerjakan tugas dengan benar.  Inti sikap bushido adalah “malu” dimana seseorang merasa tidak terhormat lagi dimata publik  sehingga perlu melenyapkan diri sendiri dari publik. Kontroversi kedua terjadi ketika persoalan malu ini seperti tidak berefek pada kemajuan industri film porno Jepang yang bahkan telah go international.  Masyarakat Jepang tidak bereaksi atas kegiatan ini, pemasaran dan produksi film konten dewasa ini tetap transparan dan bebas. Pekerja film memperoleh posisi sama dengan bintang film “normal”.  Sayang, TV One  tidak memberikan analisis atas sajian perbandingan dua tokoh populer ini. Penonton dibiarkan menggantung dalam kontroversi analitik masing-masing.

      Sesungguhnya analisis tidak terlalu sulit dibangun dimulai dari istilah. Istilah malu dalam bushido sangat spesifik menunjuk pada menjalankan tugas, perintah, atau dalam mengemban kepercayaan. Bushido mengembangkan tata nilai “malu” bagi masyarakat Jepang bila gagal dalam tugas, gagal menjalankan perintah, atau dalam mengemban kepercayaan/ amanah. Bertelanjang di muka publik hingga seni berhubungan badan menjadi arena “hallal” dalam koridor “kerja”;  dengan kata lain yang mereka lakukan dalam rangka bekerja-menjalankan tugas.  Orang Jepang melihat konteks berbeda hubungan intim dalam kerangka industri dengan kasus hubungan intim awam di taman kota.  Pekerja industri seks selaras mental bushido bila serius berdedikasi dan berprestasi dalam pekerjaan mereka. Kesimpulannya, kedua tokoh Jepang yang ditampilkan TV One bukan kontroversi dalam kepala orang Jepang. Naoto Kan undur diri karena malu gagal dalam tugas sementara Rin Sakuragi tidak malu karena menjalankan tugas. 

Thursday 6 October 2011

KISAH YANG MEMILUKAN: Mama I Love You...




Anak perempuan kecil yang malang ini memberitahukan ibunya,"Mama, aku baru saja melukis memakai lipstik mama".

Ibunya yang mendengar hal itu lalu melihat lipstik mahal yang baru saja dibelinya telah tinggal setengah dan wajah dan tangan dan baju anak perempuan telah belepotan dengan lipstik tersebut. Dengan sangat marah, ibu itu mengamuk dan memukuli anak perempuan kecil yang malang tersebut tanpa menghiraukan tangisan dan jeritan dari mulut kecilnya.

Kemudian setelah berhasil melampiaskan emosinya, ibu ini baru sadar kalau anak perempuannya sudah gak bergerak lagi. Ia pun menguncangkan tubuh anaknya sambil menangis dan memohon agar anak perempuannya membuka matanya.

Tapi terlambat,..... jantung anak perempuan itu telah berhenti berdetak.
Dan saat sang ibu melihat ke seprei tempat tidur anaknya, disitu tertulis sebuah tulisan dengan tinta lipstik merah yang tertulis: "Mama, aku sangat mencintaimu".

TAMBAHKANLAH INI DI WALL (DINDING) ANDA UNTUK MENUNJUKKAN BAHWA ANDA MENENTANG KEKERASAN PADA ANAK!

from: 
http://bhongky.com/kisah-yang-sangat-memilukan-mama-aku-sangat-mencintaimu/

Monday 1 August 2011

Tampilan Facebook & Karakter Pemiliknya

Tampilan facebook bisa diposisikan sebagai sebuah panggung pertunjukan yang bertabur aneka simbol . Alhasil, karakter jiwa orang pun bisa dilihat dari tampilan facebook-nya. Ada orang berjiwa "merdeka" (tipe percaya diri, publik figur, pemegang otoritas, pakerja keras, sibuk, punya cita2 tinggi, sikap hidup posif, memandang masa lalu bukan masalah) biasanya tampil dgn foto diri dan identitas jelas. Foto-foto keluarga dan kegitan sehari-hari pun biasanya di share. Mereka yang jiwanya "terpenjara" (merasa menderita, tertutup, introfet, pemalu, penakut, rendah diri, memandang dunia negatif, traumatik, tak ada kerja, tanpa prestasi, pecundang, pengkhawatir, losser,kurang piknik) biasanya tampil "sembunyi" di facebook dgn. foto palsu, foto anak, miskin comment, sedikit foto, dan hanya bisa kasih jempol.

he....he.....

Thursday 28 July 2011

Njawani

Pidato Yusuf Kalla di perhelatan Partai Nasdem memang mantap. Nyindir Demokrat, Golkar, PDIP mengena tapi adem. Menasihati Nasdem yang baru netas sebagai partai juga tidak menggurui. Pembawaan yang funny justru tampak mentes, miyayeni, nuwani, dan njawani. Inti kata2 dia: partai = trust (percaya). Jadi "jualan" partai itu intinya kepercayaan, yang panen suara adalah yang dipercaya orang. Ketika kepercayaan luntur jualannya tak laku. Seperti Asuransi, orang yang mau jadi nasabah adalah yang percaya bila kelak menderita kemalangan akan mendapat santunan.

Saturday 9 April 2011

Bangsa Preman

Seorang teman mengaku ketakutan setengah mati pada ulah preman penagih hutang yang luas diberitakan media masa. Nggak perlu segitu takutnya kali, kita kan bangsa preman, ngapain juga takut preman? Di negeri preman tentu kebudayaan rakyatnya juga premanisme. Pendidikan premanisme sehari-hari membentuk karakter kita menjadi preman juga. Tradisi preman= adalah memaksakan kehendak pada orang lain.
Istilah memaksa memang debatable, namun apapun yang namanya memaksa (mau halus, mau main kasar, mau setengah kasar) namanya tetap memaksa. Apa contoh budaya preman yang diajarkan masyarakat kita? Ambil contoh yang sehar-hari: menerobos lampu merah, marah ketika tak sengaja bersenggolan di tempat umum, enggan menyiram pipis di wc umum,corat-corret tembok, asal tempel-menempeltembok orang, pasang baliho besar-besar di pinggir jalan sekalipun membahayakan, menggunakan trotoar (tempat pejalan kaki) untuk jualan, kebiasaan melanggar marka jalan, bis kota berhenti di tengah jalan saat naikin penumpang, mekanisme rebutan pembagian bantuan/sembako/zakat, suap, mark-up, ngompas tip jalanan, pemaksaan partai, memaksakan agama, menaikkan retribusi parkir di keramaian, kotak infak/sumbangan bodong, biro2 jasa yg mempercepat urusan, perusahaan tukang pukul, gang motor, tilang gaul, aksi pengawalan rombongan pejabat yang membahayakan, utang-saur padu, ngemplang, ganjal timbangan, garansi 3th tapi 2th sdh rusak tidak diganti, dll.
Sulit menuliskan semua tradisi premanisme di negeri ini bukan karena tidak ada tapi karena saking merebaknya kasus. Seorang teman tak setuju hal ini disebut budaya premanisme. Ituhanya sekedar contoh perbuatan anarkis katanya. Bagi aku apa bedanya? Perbuatan anarkis premanisme yang dilakukan masif berabad-abad tanpa penindakan keras dan sistematis untuk menghilangkannya, membuat pelaku dan masyarakatnya merasa ulah perbuatan yang betul, bahkan yang standart harus dilakukan. Kalau sudah begini akan membentuk perilaku budaya. Terbentuklah kita sebagai bangsa preman karrena telah mendapat warisan budaya premanisme yang adiluhung dari nenek moyang.

Thursday 24 March 2011

Rendah Hati Gaya Bushido

Seperti yang kita tahu, Jepang telah menolak bantuan tenaga relawan Indonesia untuk membantu menangani bencana gempa & tsunami di negaranya. Tentu ini harus dimaklumi karena mereka lebih punya pengalaman, pengetahuan, & standart yang tinggi dalam penanganan bencana di negerinya. Tapi kagum juga menyimak pidato Duta Besar Jepang untuk Indonesia. Ia mengatakan bahwa, “ ...kami mengucapkan terimakasih atas perhatian pemerintah dan bangsa Indonesia ...Jepang akan bangkit mencontoh Indonesia yang berhasil mengatasi bencana alam...” Cara unik gaya bushido untuk menolak bantuan asing. Betapa anggun ungkapan dari sebuah negara maju --yang padanya melekat icon kemajuan peradaban dan teknologi-- mau menggunakan kerendahan hati untuk tidak menyinggung hati bangsa lain, meskipun hanya Indonesia yang posisinya serba tertinggal.

Saturday 26 February 2011

Antropolog dan Pangan

Banyak orang masih tersenyum sinis menanggapi diskursus krisis pangan. Seolah bencana ini tidak akan pernah menghampiri bumi Indonesia. Padahal kalau diamati hampir semua produk pangan yang dikonsumsi orang Indonesia adalah produk import. Mulai makanan kecil, penyela, hingga makanan pokok orang Indonesia harus dibeli dari luar negeri dengan atau tanpa mereka sadari. Laju pertambahan penduduk yang terus membengkak, faliditas data kemiskinan dan pengangguran yang kadang ngaco, lahirnya generasi-generasi yang buta akan makanan nenek moyangnya, menyusutnya lahan produktif, suhu politik dan keamanan dalam negeri yang labil, serta potensi menelikungnya importir adalah persoalan yang mesti menjadi perhatian negeri ini.

Bukan hanya jagung tapi juga makanan origin Indonesia lain seperti kimpul dan jwawut yang notabene lebih tahan hama dan sudah teruji cocok dengan habitat dan ekologinya. Konversi makanan pokok sudah mendesak dilakukan u mengurangi ketergantungan produsen dari luar negeri. Yang sering dipertanyakan tinggal konsumen dalam negeri mau nggak menyerap potensi lokal ini. Itu tantangan dari anli pangan, pemerintah, industri untuk membuat program back to basic ini. Bahan makanan lokal harus dapat disajikan sebagai makanan pokok yang layak dan disukai. Tentu saja revolusi atas pemaknaan "rasa enak" bisa menjadi ladang Antropologi Terapan. Bahwa nasi dianggap lebih enak itu kan sebuah intepretasi juga.

Enak adalah entepretasi buktinya kenapa orangusia 30-40th tidak suka makanan ciki2-an sementara anak2 begitu menyukainya? Apakah sel lidah orang berubah sesuai usia? tentu tidak. Yang terjadi adalah perubahan dalam mengintepretasi enak. Sebaliknya anak2 tidak suka makan jagung, singkok atau kimpul. Jadi, bukan hanya perlu kita menanam singkung tapi juga memasyarakatkan intepretasi enak-nya singkong.