Monday 11 April 2011

SAY NO TO CREDIT CARD

Saturday 9 April 2011

Bangsa Preman

Seorang teman mengaku ketakutan setengah mati pada ulah preman penagih hutang yang luas diberitakan media masa. Nggak perlu segitu takutnya kali, kita kan bangsa preman, ngapain juga takut preman? Di negeri preman tentu kebudayaan rakyatnya juga premanisme. Pendidikan premanisme sehari-hari membentuk karakter kita menjadi preman juga. Tradisi preman= adalah memaksakan kehendak pada orang lain.
Istilah memaksa memang debatable, namun apapun yang namanya memaksa (mau halus, mau main kasar, mau setengah kasar) namanya tetap memaksa. Apa contoh budaya preman yang diajarkan masyarakat kita? Ambil contoh yang sehar-hari: menerobos lampu merah, marah ketika tak sengaja bersenggolan di tempat umum, enggan menyiram pipis di wc umum,corat-corret tembok, asal tempel-menempeltembok orang, pasang baliho besar-besar di pinggir jalan sekalipun membahayakan, menggunakan trotoar (tempat pejalan kaki) untuk jualan, kebiasaan melanggar marka jalan, bis kota berhenti di tengah jalan saat naikin penumpang, mekanisme rebutan pembagian bantuan/sembako/zakat, suap, mark-up, ngompas tip jalanan, pemaksaan partai, memaksakan agama, menaikkan retribusi parkir di keramaian, kotak infak/sumbangan bodong, biro2 jasa yg mempercepat urusan, perusahaan tukang pukul, gang motor, tilang gaul, aksi pengawalan rombongan pejabat yang membahayakan, utang-saur padu, ngemplang, ganjal timbangan, garansi 3th tapi 2th sdh rusak tidak diganti, dll.
Sulit menuliskan semua tradisi premanisme di negeri ini bukan karena tidak ada tapi karena saking merebaknya kasus. Seorang teman tak setuju hal ini disebut budaya premanisme. Ituhanya sekedar contoh perbuatan anarkis katanya. Bagi aku apa bedanya? Perbuatan anarkis premanisme yang dilakukan masif berabad-abad tanpa penindakan keras dan sistematis untuk menghilangkannya, membuat pelaku dan masyarakatnya merasa ulah perbuatan yang betul, bahkan yang standart harus dilakukan. Kalau sudah begini akan membentuk perilaku budaya. Terbentuklah kita sebagai bangsa preman karrena telah mendapat warisan budaya premanisme yang adiluhung dari nenek moyang.