Thursday 18 April 2013

Hiperbola


Bersiap home run pasca hari yang melelahkan ini. Tapi kaya’nya musti bubuhkan sedikit komentar sebelum matikan PC. Sekilas tadi televisi di ruang bawah siarkan iklan laynan masyarakat tentang keselamatan penerbangan. Dikisahkan seorang ibu yang penumpang pesawat terbang tergopoh tergesa ingin membuka pintu pesawat dari dalam saat pesawat dalam keadaan bahaya. He… heran juga di Indonesia ada iklan begituan. Media yang membodohi masyarakat atau masyarakatnya yang kelewat bodoh sehingga musti ada iklan bodoh.

Namanya penumpang umum kalau dibilang pesawat dalam kondisi bahaya atau bersedia kecelakaan tentu insting-nya adalah pegang kursi kuat-kuat atau tutup mata berdoa. Mana ada yang kalap buka pintu pesawat? Kecuali dia penerjun yang membawa parasuit di punggung! Berani meloncat dari pintu pesawat adalah pelajaran pertama kursus penerjun pemula, bila nggak disuruh terjun justru malah bersyukur. Lha iklan ini justru memilih tokoh penumpang ibu-ibu yang nyelonong buka pintu pesawat.

Jadi teringat tulisan di gardu listrik peninggalan Hindia-Belanda di perempatan Njambu, Jogjakarta. Saat pulang sekolah dasar, namanya juga anak belajar baca aku dan teman-teman selalu sempatkan membaca tulisan di pintu plat besi-nya masih jelas walau telah lama tak dipakai. Ada gambar tengkorak dan di bawahnya ada tulisannya adalah:

pas op voor hoogspanning
beware of high voltage power

awas listrik tegangan tinggi
sing ngemek mati

Kkkwwkk… semua tulisan di atas artinya sama dalam aneka bahasa kecuali yang paling bawah. “Sing ngemek mati” adalah bahasa Jawa yang artinya “siapa pegang mati”. Nggak nyambung tapi sungguh peringatan sangat dasyat. Lha cuma peringatan orang lewat agar berhati-hati sementara ini baru pegang saja sudah mati. Lantas apa kaitan denga iklan layanan masyarakat tentang larangan buka pintu? Agaknya iklan layanan masyarakat ini menggunakan insting “struktur pengetahuan” yang sama. Komunikasi ala hiperbola.

No comments:

Post a Comment

Beri komentar: