Friday 8 February 2013

Puisi-Ku

Kabut Terkenang: Akankah Kau Pergi?

Semburat rekah merah terlukis langit fajar menjelang,
Porandakan dekap lebat kabut sisa uap malam,
Laun kabut menipis memudar tinggalkan lamun,
Rintihku, jangan... jangan pergi...

Kabut sisa setahun surut tanpa beban siap tinggalkan, 
Terbirit takut tertelan rekah merah mentari,
Kabut menipis beringsut tinggalkan aneka kenang, 
Rintihku, jangan... jangan pergi...

Saat memang pasti akan pergi,
Tapi saat benar pergi ternyata tak mudah disikapi,
Seperti seperti seperti mau pergi memang tlah berkali,
Jangan... jangan... pergi, karena seperti kan benar pergi kali ini.

No comments:

Post a Comment

Beri komentar: