Wednesday, 2 May 2012

Peradaban

Selamat pagi mentari pagi apa kabarmu. Kutemani sambil ngopi tubruk ya.... Hhhh..... pag-pagi sudah bikin dosa aku. Barusan taruh dua biji pindang di selembar kertas di teras. Jengkel akhirnya karena kucing tak sedia melahap. Jangan protes seadanya dimakan knapa sih???? Sama sekali tak disentuh. Dasar pedagang pasar gerutuku pasti formalin lagi. Terserahlah kalau mau ada cuma itu lalu aku duduk hampiri facebook laptopku. Betapa kaget ketika penampakan putih berkaki empat berkelebat seketika pindang pun hilang. Kucingku cuma bisa tegakkan bulu tanpa perlawanan. Tadi nggak dimakan sekarang bingung cari mencari. Tapi sebentar, kalau kucing liar mau pasti kucing rumah jelek ini mau pula. Ya Allah sorry kucing ada yang aku lupa lalu. Ku ambil piring kucing dan pindang pengganti. Lahapnya dia makan! Ya Allah.... bener2 udah berperadaban ini kucing. Kalau bukan kesayangan anakku udah aku buang kamu, makan tanpa piring tak mau.... kucing mana pula kau. Ber-peradaban.... kkkkwwwkkk.... jadi teringat istilah antropologi abad 18-19 civilization dan uncivilization. Uncivilization barangkali sudah tak dipakai lagi hari ini karena bisa bermakna penghinaan serius. Sesederhana apapun sebuah komunitas mereka tetap punya peradaban yang tentu sesuai lingkungan dan kegiatan mereka. Bila di masa lalu orang Barat bertepuk telah memperkenalkan peradaban bagi Asia-Afrika, hari ini harus ditafsir lain sebagai Barat memperkenalkan gaya hidup berbeda. Kembali ke kucing tadi rupanya anakku telah me"civilization"kan kucing untuk malu makan seperti kucing kebanyakan. Dia harus makan berpiring, sekalipun sekedar piring plastik.

No comments:

Post a Comment

Beri komentar: