
Sepanjang pengamatan saya, belum satu capres-pun mengusung secara detail program pendidikan. Padahal setidaknya ada dua masalah pendidikan yang sangat krusial untuk disikapi. Pertama masalah "BUMN"-isasi perguruan tinggi yang alih-alih mengurangi akses masyarakat miskin pada pendidikan tinggi. Persoalan kedua adalah besarnya gaji tunjangan guru/ dosen yang berpotensi menyedot anggaran pendidikan sendiri. Tidakkah lebih baik anggaran pendidikan lebih dioptimalkan untuk belanja fasilitas pengajaran, lab, dan alat peraga lain sehingga mampu memacu kreativitas anak didik. Apakah persoalan semacam ini tidak jauh lebih penting daripada masalah bangsa yang lain?
Memang betul pendidikan adalah investasi yang mahal dan memakan waktu panjang (setidaknya keberhasilan investasi pendidikan baru dapat dilihat dalam satu generasi). Hasil investasi pendidikan mungkn belum tampak hingga dua kali periode kabinet. Hal ini mungkin kurang menarik bagi capres.
Berkaca dari pembangunan jembatan SURAMADU yang melibatkan anggaran dari 4 masa pemerintahan presiden. Selayaknya kita dapat melakukan hal serupa pada wajah pendidikan Indonesia.
Semoga tulisan pendek ini dapat jadi renungan para capres.
Memang betul pendidikan adalah investasi yang mahal dan memakan waktu panjang (setidaknya keberhasilan investasi pendidikan baru dapat dilihat dalam satu generasi). Hasil investasi pendidikan mungkn belum tampak hingga dua kali periode kabinet. Hal ini mungkin kurang menarik bagi capres.
Berkaca dari pembangunan jembatan SURAMADU yang melibatkan anggaran dari 4 masa pemerintahan presiden. Selayaknya kita dapat melakukan hal serupa pada wajah pendidikan Indonesia.
Semoga tulisan pendek ini dapat jadi renungan para capres.
No comments:
Post a Comment
Beri komentar: